Minggu, 29 November 2020

Makalah Sistem Penelitian Wacana Evaluasi Data Kualitatif

BAB I
PENDAHULUAN
Makalah Metode Penelitian tentang Analisa Data Kualitatif

Menurut Bodgan dan Taylor[1] metodologi kualitatif adalah mekanisme penelitian yang menciptakan data deskriptif berbentukkata-kata tertulis atau mulut dari orang-orang dan sikap yang mampu diamati. Kirk dan Miller (1986, Reni, 2006: 7) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam pengetahuan sosial yang secara mendasar bergantung pada observasi pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya.

Penelitian kualitatif yakni penelitian yang data-datanya bersifat deskriptif berupa: kata-kata, catatan lapangan (observasi), foto/gambar, dokumen, dan sejenisnya. Penelitian ini bersifat elastis, flexibel sesuai dengan perolehan data di lapangan. Peneliti berperan menjadi kendali di lapangan. Karakteristik atau ciri observasi kualitatif adalah selaku berikut: latar ilmiah, insan sebagai alat (instrumen), metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar (grounded theory), deskriptif, lebih mementingkan proses dibandingkan dengan hasil, adanya “batas” yang diputuskan oleh “fokus”, ada kriteria khusus untuk keabsahan data, rancangan yang sementara, serta hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Penelitian ini berusaha mengerti secara personal dorongan dan iktikad yang mendasari langkah-langkah manusia. Penelitian kualitatif dikerjakan untuk mengetahui fenomena sosial dari pandangan pelakunya. Pengumpulan data dikerjakan dengan pengamatan secara ikut serta, wawancara secara mendalam, dan metode lain yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna mengungkapkan karena dan proses terjadinya peristiwa yang dialami oleh subjek penelitian[2]

Dalam observasi kualitatif ada atau tidaknya sebuah atribut dalam suatu analisis isi lebih penting daripada frekuensi atau bilangan yang diberikan kepada atribut tersebut. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang disediakan sebelumnya, tetapi dimulai dari lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan isu lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa memakai enumerasi, dan statistik, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya sebuah kejadian dan tingkah laris dalam situasi alami. Generalisasi tak perlu dilakukan alasannya deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu, dan suasana tertentu. Realitas berdimensi jamak, berubah dan saling berinteraksi, sehingga peneliti dituntut waktu yang cukup lama di lapangan.

Data penelitian kualitatif diperoleh dengan berbagai cara. Analisa data kualitatifpun berbeda dengan analisi observasi kuantitatif. Analisa data kualitatif bisa dipakai dengan berbagai cara. Makalah ini akan menjelaskan ihwal evaluasi data kualitatif.

BAB II
PEMBAHASAN
Makalah Metode Penelitian wacana Analisa Data Kualitatif

A. Analisis Data
Analisis data ialah upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk meningkatkan pengertian peneliti ihwal perkara yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari aneka macam sumber, adalah dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen langsung, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya. Catatan dibedakan menjadi dua, yakni yang deskriptif dan yang reflektif.[3] Catatan deskriptif lebih menyuguhkan insiden ketimbang ringkasan. Catatan reflektif lebih mengetengahkan kerangka anggapan, ilham dan perhatian dari peneliti. Lebih memperlihatkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.

Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data dengan jalan menciptakan abstraksi. Abstraksi merupakan perjuangan membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah berikutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan dan kategorisasi dan langkah terakhir ialah menafsirkan dan atau menawarkan makna kepada data.

1. Pemrosesan Satuan (Unitying)
Satuan adalah bagian terkecil yang mengandung makna yang utuh dan dapat bangun sendiri terlepas dari bab yang lain. Satuan dapat berwujud kalimat aktual sederhana, contohnya: ”Responden memperlihatkan bahwa beliau menghabiskan sekitar sepuluh jam sepekan untuk melakukan perjalanan keliling dari satu sekolah ke sekolah lain sebagai pelaksanaan peranannya sebagaiguru lepas di beberapa sekolah”. Selain itu satuan mampu pula berupa paragraf sarat . Satuan ditemukan dalam catatan observasi, wawancara, dokumen, laporan dan sumber lainnya. Agar satuan-satuan tersebut mudah diidentifikasi perlu dimasukkan ke dalam kartu indeks dengan susunan satuan yang mampu diketahui oleh orang lain.

2. Kategorisasi
Kategorisasi disusun berdasarkan persyaratan tertentu. Mengkategorisasikan peristiwa-kejadian mungkin saja mulai dari berdasarkan namanya, fungsinya atau patokan yang lain. Pada tahap kategorisasi peneliti sudah mulai melangkah mencari ciri-ciri setiap klasifikasi. Pada tahap ini peneliti bukan sekedar memperbandingkan atas pertimbangan rasa-rasanya seperti atau sepertinya seperti, melainkan pada ada tidaknya timbul ciri menurut klasifikasi. Dalam hal ini ciri jangan didudukkan selaku tolok ukur, melainkan ciri didudukkan tentatif, artinya pada waktu hendak memasukkan kejadian pada klasifikasi menurut cirinya, sekaligus diuji apakah ciri bagi setiap kategori telah sempurna.

3. Penafsiran /Pemaknaan Data
Langkah ketiga Moleong [4] menggunakan ungkapan penafsiran data,. Noeng Muhadjir[5] menggunakan istilah pemaknaan, sebab penafsiran merupakan bab dari proses menuju pemaknaan. Beliau membedakan antara 1) terjemah atau translation, 2) tafsir atau inerpretasi, 3) ekstrapolasi dan 4) pemaknaan atau meaning. Membuat terjemah berarti upaya mengemukakan materi atau substansi yang sama dengan media yang berlawanan; media tersebut mungkin berupa bahasa satu ke bahasa lain, dari mulut ke gambar dan sebagainya. Pada penafsiran, peneliti tetap berpegang pada bahan yang ada, dicari latar belakangnya, konsteksnya agar mampu dikemukakan rancangan atau gagasannya lebih jelas. Ekstrapolasi lebih menekankan pada kesanggupan daya pikir manusia untuk menangkap hal di balik yang tersajikan. Memberi makna merupakan upaya lebih jauh dari penafsiran dan memiliki kesejajaran dengan ekstrapolasi. Pemaknaan lebih menuntut kesanggupan integratif insan: indriawinya, daya pikirnya dan logika budinya.

Di balik yang tersajikan bagi ekstrapolasi terbatas dalam arti empirik logik, sedangkan pada pemaknaan meraih yang etik maupun yang transendental. Dari sesuatu yang timbul selaku empiri dicoba dicari kesamaan, kemiripan, kesejajaran dalam arti individual, acuan, proses, latar belakang, arah dinamika dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainnya. Dalam langkah kategorisari dilanjutkan dengan langkah mengakibatkan ciri kategori menjadi eksplisit, peneliti sekaligus mulai berusaha untuk mengintegrasikan kategori-kategori yang dibuatnya. Menafsirkan dan memberi makna relasi antar kategori sehingga kekerabatan antar kategori menjadi makin terperinci. Itu berarti sudah tersusun atribut-atribut teori.

4. Perumusan Teori
Perumusan teori dimulai dengan mereduksi jumlah klasifikasi-klasifikasi sekaligus memperbaiki rumusan dan integrasinya. Modifikasi rumusan kian minimal, sekaligus isi data dapat terus kian diperbanyak. Atribut terori yang tersusun dari hasil penafsiran/pemaknaan dilengkapi terus dengan data baru, dirumuskan kembali dalam arti diperluas cakupannya sekaligus dipersempit kategorinya. Jika hal itu telah tercapai dan peneliti sudah merasa yakin akan risikonya, pada saat itu peneliti telah mampu menerbitkan hasil penelitiannya.


B. Analisa Data Kualitatif: Teknik
Analisa kualitatif merupakan evaluasi yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar variable yang sedang diteliti. Tujuannya ialah supaya peneliti menerima makna relasi variable-variabel sehingga mampu digunakan untuk menjawab dilema yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sungguh penting alasannya dalam evaluasi kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka mirip pada analisa kuantitatif.[6] Prinsip pokok teknik evaluasi kualitatif yaitu mengolah dan memeriksa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, teratur dan memiliki makna. Prosedur evaluasi data kualitatif dibagi dalam lima langkah, adalah: [7]
  • Mengorganisasi data: Cara ini dijalankan dengan membaca berulang kali data yang ada sehingga peneliti dapat memperoleh data yang tepat dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai;
  • Membuat klasifikasi, memilih tema, dan contoh: langkah kedua ialah menentukan kategori yang ialah proses yang cukup rumit sebab peneliti mesti mampu menglompokkan data yang ada kedalam sebuah kategori dengan tema masing-masing sehingga acuan keteraturan data menjadi tampaksecara jelas;
  • Menguji hipotesa yang muncul dengan memakai data yang ada: setelah proses pengerjaan kategori maka peneliti melaksanakan pengujian kemungkinan berkembangnya sebuah hipotesa dan mengujinya dengan memakai data yang tersedia ; 4) mencari eksplanasi alternatif data: proses selanjutnya adalah peneliti memberika keterangan yang masuk nalar data yang ada dan peneliti harus mampu menerangkan data tersebut didasarkan pada kekerabatan logika makna yang terkandung dalam data tersebut; dan
  • Menulis laporan: penulisan laporan merupakan bab evaluasi kualitatif yang tidak terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti mesti bisa menuliskan kata, frasa dan kalimat serta pemahaman secara sempurna yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisanya.
Model lain untuk melakukan analisa data kualitatif ialah dengan menggunakan: 1) Analisa Domain, 2) Analisa Taksonomi, 3) Analisa Komponensial, 4) Analisa Tema Kultural dan 5) Analisa Komparasi Konstan. (Sanapiah: 1990). Dalam mengaplikasikan teknik-teknik analisa di bawah ini, penulis memakai pola bidang ilmu Desain Komunikasi Visual. Analisa Domain: Analisa domain berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran lazim atau pengertian yang bersifat secara meyeluruh. Hasil yang dibutuhkan adalah pemahaman di tingkat permukaan tentang domain tertentu atau klasifikasi-kategori konseptual. Contoh: Domain dalam dunia seni meliputi: seni lukis, seni tari, seni ukir, desain komunikasi visual.

Cara Menganalisa: cara memeriksa domain yaitu dengan menggunakan analisa semantis yang bersifat universal. Dibawah ini pola domain yang bersifat universal:

Hubungan SemantisBentukContoh
1. Jenis
2. Ruang

3. Sebab - Akibat
4. Alasan

5. Lokasi untuk melakukan
6 Cara ke Tujuan

7. Urutan / tahap

8. Fungsi
9. Karaktersitik
  • X yakni jenis Y
  • X adalah daerah di Y atau bab dari Y
  • X adalah akibat dari Y
  • X ialah argumentasi melakukan Y
  • X merupakan daerah melaksanakan Y
  • X ialah cara melaksanakan / meraih Y
  • X merupakan urutan atau tahap dalam Y
  • X digunakan untuk Y
  • X ialah karaktersitik dari Y
  • Iklan ialah salah satu jenis promosi
  • Ruang gambar adalah bab dari laboratorium
  • Desain iklan jelek akhir komposisi warna salah
  • Iklan itu cantik, sehingga konsumen membeli produk yang diiklankan
  • Ruang gambar adalah tempat untuk menggambar
  • Membuat logo yang elok untuk meraih gambaran perusahaan yang baik
  • Mewarnai ialah salah satu tahap dalam membuat logo
  • Jenis abjad digunakan untuk mempesona pembaca
  • Komposisi warna merupakan atribut logo

Analisa Tema Kultural: cara melakukan analisa tema kultural yaitu dengan mencari benang merah yang ada yang dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar / utama, premis, etos, persepsi dunia dan orientasi kognitif. Analisa berpangkal pada pandangan bahwa segala sesuatu yang kita teliti intinya merupakan sebuah yang utuh (keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh sebab itu peneliti dalam menganalisa data semestinya memakai pendekatan yang utuh (holistic approach).[1]

Teknik Analisa: Teknik analisanya yaitu peneliti melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
  • Melarutkan / menyatukan diri seoptimal mungkin selama melakukan observasi untuk menghayati apa yang diteliti.
  • Melakukan evaluasi komonensial lintas domain.
  • Mengidentifikasi domain-domain yang meliputi berita yang mayoritas dibandingkan dengan domain yang lain.
  • Membuat diagram skematis yang menunjukkan katerkaitan segenap domain.
  • Mencari kesamaan diantara dimensi yang kontras untuk menimbulkan tema-tema dari gejala yang sedang diteliti.
  • Mencari tema-tema universal yang lazimnya dimuat pada sejumlah teori yang ada.
  • Membuat iktisar /ringkasan semua data / gosip yang ada untuk tidak hanya melihat fakta saja, tetapi juga menjalinnya antara satu dengan yang yang lain.
  • Membuat sebuah perbandingan untuk melacak kesamaan dan perbedaan agar mampu menimbulkan tema-tema alternatif lainnya.
Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research): cara melaksanakan evaluasi komparasi konstan ialah selaku berikut:
  • Mengumpulkan data untuk menyusun / menemukan suatu teori baru.
  • Berkonsentrasi pada deskripsi yang rinci mengenai sifat atau cirri dari data yang dikumpulkan untuk menghasilkan pernyataan teoritis secara umum.
  • Membuat hipotesa jalinan relasi antara gejala yang ada, kemudian mengujinya dengan bab data yang lain
Didasarkan dari akumulasi data yang sudah dihipotesakan, peneliti membuatkan sebuah teori gres. Jenis kegiatannya adalah sebagai berikut:
  • Menulis catatan: menulis hal-hal yang pokok, dan lalu mendiskripsikan atau merinci lebih detil dengan cara memberi klarifikasi secara lengkap, contohnya konteks kejadiannya, kronologi kejadian dan sebab musababnya, mengungkapkan data faktual dan penilaian peneliti.
  • Memulai dari data ke desain.
  • Memodifikasi rancangan dengan cara menciptakan hal-hal yang spesifik menjadi abstrak.
  • Melakukan evaluasi bergelombang, dari yang sempit menjadi meluas.
  • Pengembangan tema inheren menjadi sebuah teori.[2]

BAB III
PENUTUP
Makalah Metode Penelitian wacana Analisa Data Kualitatif

Penelitian untuk membuktikan atau mendapatkan suatu kebenaran mampu memakai dua pendekatan, adalah kantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di peroleh dari dua pendekatan tersebut mempunyai ukuran dan sifat yang berlawanan. Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada pendekatan kualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti. Kebenaran dari hasil analisis observasi kuantitatif bersifat nomothetik dan mampu digeneralisasi sedangkan hasil analisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik, tidak mampu digeneralisasi. Hasil analisis observasi kualitatif naturalistik lebih bersifat membangun, menyebarkan maupun mendapatkan terori-teori sosial sedangkan hasil analisis kuantitatif condong pertanda maupun memperkuat teori-teori yang telah ada.

Di sini catatan kaki Makalah Metode Penelitian tentang Analisa Data Kualitatif di sini

DAFTAR PUSTAKA
  • Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3. 1990.
  • Marshal, Catherine dan Gretchen B Rossman. Designing Qualitative Research. California: Sage Publication,. Inc. 1995.
  • Moleong, L. J. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosydakarya, 2001.
  • Noeng Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon